Membaca Surat Al-Fatihah sebagai penutup Doa





Para ulama sepakat bahwa tawassul dengan amal saleh seperti, shalat, puasa, pembacaan Al-Quran, sedekah dan lain sebagainya adalah bagian dari ajaran Islam.  Dalilnya adalah cerita tentang tiga orang yang terjebak dalam sebuah gua.  Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidina 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma diceritakan bahwa pada zaman dahulu, ada tiga orang lelaki berjalan kaki.  Tidak lama kemudian turunlah hujan.
Mereka berteduh di dalam gua sebuah gunung.  Ketika mereka masih berada di dalam, tiba-tiba sebuah batu besar jatuh dan menutup pintu gua.  Mereka pun terkurung di dalamnya dan tidak dapat keluar.  Sebagian dari mereka lalu berkata kepada sebagian yang lain, "Cobalah untuk berdoa kepada Allah dengan amal terbaik yang pernah kalian lakukan."  Salah seorang di antara mereka kemudian berdoa, "Ya Allah, dahulu aku memiliki dua orang tua yang telah lanjut usia.  Setiap hari aku pergi menggembala kambing dan sepulangku darinya segera kuperahkan susu kambing dan kuberikan kepada mereka.  Setelah mereka meminumnya, barulah kuberikan kepada anak, istri dan seluruh anggota keluargaku.
  Pada suatu hari aku pergi mencari nafkah hingga larut malam.  Ketika tiba di rumah, kuperahkan susu untuk mereka, tetapi ayah dan ibuku telah tidur.  Aku tidak tega untuk membangunkan mereka.  Kutunggu mereka di depan pintu kamar sambil memegang segelas susu di tanganku.  Pada saat itu anak-anakku menangis dengan suara keras, merengek-rengek meminta susu yang kubawa, namun aku tidak memberinya.  Sebab, aku tidak mau memberikan susu itu kepada siapa pun sebelum kedua orang tuaku meminumnya.  Keadaan ini terus berlaku hingga subuh.  Pada saat itu, barulah kedua orang tuaku bangun dan meminum susu yang kubawa.  Ya Allah, jika apa yang kulakukan itu menurut-Mu tulus karena mengharap keridhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari kesulitan yang sedang kami hadapi ini."  Batu besar itu pun bergeser sedikit, tetapi mereka belum dapat keluar.

Orang kedua berkata, "Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui, dahulu aku pernah jatuh cinta kepada putri pamanku.  Aku sangat menginginkannya, tetapi ia selalu menolakku.  Pada suatu hari, ketika ia sangat membutuhkan harta untuk menyambung hidupnya, kuberi ia 120 dinar dengan syarat ia tidak boleh menolak perlakuanku terhadapnya.  Syarat itu pun ia terima.  Ketika aku benar-benar menguasai dirinya, tiba-tiba ia berkata, "Haram bagimu membuka stempel kecuali dengan cara yang benar."[1]  Ketika kudengar ucapannya tersebut, segera kutinggalkan dirinya, dan aku pun terhindar dari dosa.  Kutinggalkan dirinya, padahal ia adalah wanita yang paling kucintai.  Di samping itu, uang dinar yang telah kuberikan kepadanya tidak kutarik kembali.  Ya Allah, jika kulakukan semua itu tulus mengharap keridhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari kesulitan yang sedang kami hadapi ini."  Batu besar itu sekali lagi bergeser, tetapi mereka belum dapat keluar.

      Sedangkan orang yang ketiga berkata, "Ya Allah, aku memiliki banyak karyawan.  Gaji mereka selalu kubayar.  Suatu ketika, salah seorang karyawanku tidak mengambil gajinya.  Akhirnya, kujadikan gajinya tersebut sebagai modal kerja hingga berkembang menjadi banyak.  Setelah beberapa lama, ia datang menemuiku dan berkata, "Wahai hamba Allah, bayarlah gajiku."
"Semua onta, sapi, kambing dan budak yang kau lihat ini adalah gajimu," jawabku.

"Hai hamba Allah, jangan mempermainkanku," ucapnya.

"Aku tidak mempermainkanmu."

Ia kemudian mengambil semua harta kekayaan itu dan tidak sedikit pun menyisakannya untukku.  Ya Allah, jika yang kulakukan itu tulus untuk mencari keridhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari kesulitan ini."

Batu besar itu pun bergeser dan mereka dapat keluar dengan selamat.  (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

            Berdasarkan Hadis di atas, para ulama sepakat bahwa bertawassul dengan amal saleh dapat dilakukan.  Dan sebagaimana kita ketahui, suratAl-Fatihah merupakan suratyang paling agung dan pembacaan suratAl-Fatihah merupakan salah satu bentuk amal saleh.  Keberkahan Surat ini pun diungkapkan dalam beberapa Hadis[2].  Oleh karena itu, melarang seseorang yang mengakhiri doa dengan pembacaan surat Al-Fatihah hukumnya adalah sama dengan melarang seseorang yang membaca surat lainnya.  Dan seseorang tidak bisa melarang orang lain membaca sebuah surat atau ayat manapun dalam Al-Quran kecuali dengan dalil yang benar.  Dan tidak ada dalil yang melarang seseorang untuk membaca ayat atau surat dalam Al-Quran kecuali bagi mereka yang sedang junub atau haidh.  Wallahu A'lam.[3]


[1] Maksudnya, lelaki itu tidak boleh berhubungan intim dengannya sebelum sah sebagai suaminya.
[2] Al-Fatihah merupakan surat teragung dalam Al-Quran.  Salah satu keberkahannya adalah surat ini dapat dijadikan sebagai sarana penyembuhan.  Abû Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu bercerita:

                Suatu hari, Rasûlullah shallallahu 'alahi wa sallam mengutus kami dalam sebuah perjalanan.  Jumlah kami saat itu adalah 30 orang, semuanya menunggang kendaraan.  Tibalah kami di sebuah perkampungan pedalaman.  Kami meminta makan, tetapi mereka tidak bersedia menjamu kami.  Tak lama kemudian kepala suku desa tersebut disengat kalajengking berbisa. Para tabib berupaya mengobati, tetapi mereka semua gagal dan menyerah.  Akhirnya mereka mendatangi kami dan berkata:

"Di antara kalian adakah yang mampu menjampi-jampi seseorang yang tersengat kalajengking?"

"Ya, aku bisa.  Aku hanya akan menjampi kepala dusun kalian jika kalian mau memberi kami upah," jawabku.

"Kami akan memberimu 30 ekor kambing," ujar mereka.

Aku kemudian menjampinya dengan membaca suratAl-Fatihah sebanyak tujuh kali.  Kepala suku itu langsung dapat berdiri dan berjalan, seperti onta yang baru lepas dari ikatannya.
Abû Sa'id Al-Khudri kemudian membawa tiga puluh ekor kambing itu menghadap Rasûlullah shallallahu 'alahi wa sallam untuk menanyakan kepastian hukumnya.  Ia ceritakan apa yang terjadi kepada baginda Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam.  Setelah mendengar keterangannya, Rasûlullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:

وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ، قَدْ أَصَبْتُمُ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي مَعَكُمْ سَهْمًا
Dari mana kau tahu jikasuratAl-Fatihah itu dapat digunakan untuk menjampi? Perbuatan kalian benar, bagilah kambing itu dan beri aku satu bagian.

Rasûlullah  kemudian tersenyum.

0 komentar:

Posting Komentar