Ya Robbi Sholli ‘Ala Muhammad, Waftah minal Khoiri kulla Mughlaq
Dalam mauizah hasanah yang disampaikan Habib Novel bin Muhammad Alaydrus,
dari Surakarta, beliau berkisah bahwa ia baru saja dari perjalanan
mengikuti Haul Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ditempat Syaikh Muhammad Ali
bin Abdul Wahab di Jambi. Seperti kita ketahui, di Jawa Timur ada K.H
Asrori Al-Ishaqi, mursyid Thoriqoh Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, di Jawa
Barat ada Abah Anom, sedang di Jambi ada Syaikh Muhammad Ali di Kuala
Tungkul, Jambi.
Habib Novel, yang mendapatkan ijazah Dalailul Khairat dari Syaikh Muhammad Ali, kemudian mengijazahkannya kepada jama’ah rutin Simthud Durar yang hadir. Kitab Dalailul Khairat, kitab kecil karangan Syaikh Jazuli, adalah kumpulan sholawat. “Artinya, pengamal Dalailul Khairat itu setiap hari bersholawat.”
Ia kemudian mengisahkan asal usul Dalailul Khairat.
Pengarangnya, yakni Syaikh Jazuli, adalah seorang ahli tafsir. Pada
suatu hari, ditengah perjalanan ditengah padang sahara, ketika ia mau
wudlu, airnya habis.
Lalu ia menemukan sebuah sumur, tapi sayang timbanya tidak ada.
Keliling ia mencari timba, namun yang ditemukan justru seorang gadis kecil.
“Anak kecil, ada timba tidak?”
“Bapak mau apa?”
“Saya mau wudhu, itu ada sumur tapi timbanya tidak ada.”
“Bapak tidak usah repot~repot,” kata anak kecil itu lalu berkomat~kamit terus di mulut sumur.
“Bapak mau apa?”
“Saya mau wudhu, itu ada sumur tapi timbanya tidak ada.”
“Bapak tidak usah repot~repot,” kata anak kecil itu lalu berkomat~kamit terus di mulut sumur.
Anak kecil itu lalu menunjuk sumur itu.
Ajaib, air sumur itu tiba tiba naik keatas. Ia kemudian mempersilahkan
Syaikh Jazuli untuk berwudhu, mandi, dan berbekal.
Syaikh Jazuli terbengong~bengong melihat kejadian itu.
“Wahai anak, apa rahasiamu?”
Anak kecil itu berkata, “Tugas saya kan sudah selesai. Bapak mencari air, air sudah didapat. Ndak usah banyak tanya?”
“Wahai anak, apa amalmu, apa rahasiamu?” kata Syaikh Jazuli mendesak gadis kecil itu.
“Wahai anak, apa rahasiamu?”
Anak kecil itu berkata, “Tugas saya kan sudah selesai. Bapak mencari air, air sudah didapat. Ndak usah banyak tanya?”
“Wahai anak, apa amalmu, apa rahasiamu?” kata Syaikh Jazuli mendesak gadis kecil itu.
“Bapak siapa, kok banyak tanya?”
“Saya Syaikh Jazuli.”
“Bapak kan ulama besar, suka memberi fatwa. Masa, begitu saja tidak bisa?
Wahai ulama yang banyak membantu umat, sering membagi ilmu. Akan saya ceritakan rahasia saya. Saya tidak punya amal apa~apa. Amal saya cuma satu. Saya tidak diam dalam keadaan duduk berbaring kecuali dalam keadaan lisan saya berhenti bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Berkat sholawat kepada Nabi Muhammad saw, terangkatlah air dalam sumur ini.”
“Saya Syaikh Jazuli.”
“Bapak kan ulama besar, suka memberi fatwa. Masa, begitu saja tidak bisa?
Wahai ulama yang banyak membantu umat, sering membagi ilmu. Akan saya ceritakan rahasia saya. Saya tidak punya amal apa~apa. Amal saya cuma satu. Saya tidak diam dalam keadaan duduk berbaring kecuali dalam keadaan lisan saya berhenti bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Berkat sholawat kepada Nabi Muhammad saw, terangkatlah air dalam sumur ini.”
Setelah kejadian ajaib itu, Syaikh Jazuli berjanji akan mengabdikan dirinya untuk mendawamkan sholawat dengan mengarang kitab Dalailul Khairat.
Dalam kesempatan itu, Habib Novel
mengajak jama’ah untuk banyak mengamalkan sholawat. Ada banyak kejadian
ajaib disekitar kita karena sholawat. Habib Novel memberikan tips dan
cara agar hajat kita terqabul dengan sholawat. “Caranya, pegang, lalu
bacakan sholawat!”
“Apapun. Kepengin mobil, tanah, apapun, dengan sholawat. Pegang, lalu bacakan sholawat. Ya Robbi Sholli ‘ala Muhammad, Waftah minal khoiri kulla mughlaq. Yang mengamalkan pasti berhasil. Jangan cuma dicoba, tapi harus yakin pasti berhasil,” kata Habib Novel.
“Apapun. Kepengin mobil, tanah, apapun, dengan sholawat. Pegang, lalu bacakan sholawat. Ya Robbi Sholli ‘ala Muhammad, Waftah minal khoiri kulla mughlaq. Yang mengamalkan pasti berhasil. Jangan cuma dicoba, tapi harus yakin pasti berhasil,” kata Habib Novel.
Habib Novel lalu melanjutkan, “Ini amalan
nabi. Hajat pengin terkabul, sholawat. Hati berdo’a diiringi, diawali
dan diakhiri, dengan sholawat, hasilnya tidak mungkin ditolak”.
(Masya Allah)
Bagi yang ingin hajatnya cepat terkabul,
Habib Novel mengajak untuk mengamalkan sholawat Munjiyat sebanyak 1000
kali. “Agar mudah, tiap hari dicicil. Setiap sebelum sholat 10 kali
sholawat, setelah sholat, 10 kali. Sepuluh hari, 1000 kali. Banyak orang
yang mengamalkan sholawat Munjiyat ini agar dilapangkan kesulitan
hidupnya.”
Wallahu A’lam
0 komentar:
Posting Komentar